Kamis, 02 Mei 2013

أَسْتَغْفرُ الله - TAUBAT


Allah SWT berfirman:
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nur: 31)

“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya.” (Huud:3)

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (At-Tahrim:8)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Demi Allah, sesungguhnya aku membaca istighfar dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali setiap hari.” (HR. Bukhari no.6307)

Dari al-Aghar bin Yasar al-Muzanniy ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda: “Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat seratus kali setiap hari.” (HR. Muslim no.2702)

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik al-Anshariy (pembantu Rasulullah SAW) berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah gembira menerima taubat hamba-Nya, melebihi kegembiraan seseorang diantara kalian ketika menemukan kembali untanya yang hilang di padang yang luas.” (HR. Bukhari no.2747 dan Muslim)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah sangat bergembira menerima taubat hamba-Nya, melebihi dari kegembiraan seseorang yang berkendaraan di tengah padang pasir namun hewan yang dikendarai lari meninggalkannya. Padahal di atas hewan itu terdapat makanan dan minuman, kemudian dia berteduh di bawah pohon dan membaringkan badannya, sedang ia benar-benar putus asa untuk menemukan kembali hewan yang dikendarainya. Ketika bangkit, ia tiba-tiba menemukan kembali hewan yang dikendarainya lengkap dengan bekal yang dibawanya, ia pun segera memegang tali kekangnya, seraya berkata karena sangat gembira: ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhan-mu.’ Ia salah berkata seperti itu karena terlalu gembira.”

Dari Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy’ariy ra., bahwa Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu membentangkan tangan-Nya (memberikan kesempatan) pada waktu malam, untuk taubat orang yang berbuat dosa pada waktu siang hari. Dan Allah membentangkan tangan-Nya pada waktu siang, untuk taubat orang yang berbuat dosa di malam hari, hingga matahari terbit dari barat.” (HR. Muslim no.2759)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah menerima taubatnya.” (HR. Muslim no.2703)

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab ra., Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung akan menerima taubat seseorang sebelum nyawa sampai di tenggorokan (sebelum sekarat).” (HR. Tirmidzi no.3537)

Dari Zir bin Hubais, ia berkata: Aku mendatangi Shafwan bin ‘Assal ra. Untuk menanyakan tentang mengusap ke dua sepatu, kemudian dia menanyaiku: “Wahai Zir, mengapa kamu datang kesini?” Aku menjawab: “Untuk mencari ilmu.” Ia pun berkata: “Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya bagi orang yang mencari ilmu, karena senang terhadap apa yang dicarinya.” Kemudian aku melanjutkan pertanyaanku: “Wahai Shafwan aku masih belum jelas tentang cara mengusap kedua sepatu sesudah berak dan kencing sedangkan kamu adalah salah seorang sahabat Nabi SAW, maka aku datang ke sini untuk bertanya kepadamu. Apakah kamu pernah mendengar beliau menjelaskan masalah itu?” Ia menjawab: “Benar, Nabi menyuruh kami bila dalam perjalanan agar tidak melepas sepatu selama tiga hari tiga malam kecuali berjanabat, namun kalau hanya berak, kencing atau tidur tidak perlu dilepas.” Aku bertanya lagi: “Apakah kamu pernah mendengar Rasulullah SAW, menyebut tentang cinta?” Ia menjawab: “Benar, ketika kami sedang bepergian bersama Rasulullah SAW , tiba-tiba seorang Badui memanggil Rasulullah SAW dengan suara keras: ‘Ya..Muhammad!’ Maka Rasulullah pun menjawab menyerupai suaranya. Kemudian aku berkata kepada orang Badui itu: ‘Rendahkanlah suaramu, karena kamu berhadapan dengan Nabi SAW. Janganlah kamu berkata seperti itu.’ Dan orang Badui itu berkata lagi: ‘Bagaimana seseorang yang mencintai sekelompok orang, namun ia tidak boleh berkumpul bersamanya?’ Nabi SAW menjawab: ‘Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dicintainya di hari kiamat.’ Beliau selalu bercerita kepada kami, sampai akhirnya beliau menceritakan tentang sebuah pintu yang berada di sebelah barat, pintu itu sebesar 40 atau 70 tahun perjalanan.” Menurut Sufyan, salah seorang perawi dari daerah Syiria berkata: “Allah Ta’ala menciptakan pintu itu ketika Ia menciptakan langit dan bumi; pintu itu senantiasa terbuka untuk menerima taubat dan tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari arah barat.” (HR. Tirmidzi no.3535)

Ulama berkata: Taubat itu wajib dari setiap dosa yang telah dilakukan. Apabila maksiat itu antara hamba dengan Allah Ta’ala, tidak ada hubungan dengan hak hamba lainnya, maka untuk bertaubatnya dilakukan dengan syarat:

  1.        Meninggalkan maksiat
  2.        Menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan
  3.        Bertekad untuk tidak kembali kepada maksiat itu semuanya

Apabila ada salah satu syarat yang tidak terpenuhi maka taubatnya tidak sah menurut ulama.

Apabila maksiat yang dilakukan berhubungan dengan manusia, maka syaratnya ditambah dengan membebaskan diri dari hak orang lain. Apabila hak itu BERUPA HARTA atau sejenisnya maka WAJIB mengembalikan kepadanya. Apabila berupa TUDUHAN BERZINA atau sejenisnya maka ia harus memberikan kesempatan kepadanya untuk menghukumnya atau meminta maaf kepadanya. Apabila BERUPA GUNJINGAN maka ia harus meminta kehalalannya kepada orang yang digunjing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar