Allah SWT berfirman:
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nur: 31)
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan
bertaubat kepada-Nya.” (Huud:3)
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada
Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat
yang semurni-murninya).” (At-Tahrim:8)
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Demi Allah,
sesungguhnya aku membaca istighfar dan bertaubat
kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali setiap hari.” (HR. Bukhari no.6307)
Dari al-Aghar bin Yasar al-Muzanniy ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda: “Wahai
manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya,
sesungguhnya aku bertaubat seratus kali
setiap hari.” (HR. Muslim no.2702)
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik al-Anshariy (pembantu
Rasulullah SAW) berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah gembira
menerima taubat hamba-Nya, melebihi kegembiraan seseorang diantara kalian
ketika menemukan kembali untanya yang hilang di padang yang luas.” (HR. Bukhari
no.2747 dan Muslim)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan Beliau bersabda: “Sesungguhnya
Allah sangat bergembira menerima taubat
hamba-Nya, melebihi dari kegembiraan seseorang yang berkendaraan di tengah padang
pasir namun hewan yang dikendarai
lari meninggalkannya. Padahal di atas hewan itu terdapat makanan dan
minuman, kemudian dia berteduh di bawah pohon dan membaringkan badannya, sedang
ia benar-benar putus asa untuk menemukan kembali hewan yang dikendarainya.
Ketika bangkit, ia tiba-tiba menemukan kembali hewan yang dikendarainya lengkap
dengan bekal yang dibawanya, ia pun segera memegang tali kekangnya, seraya
berkata karena sangat gembira: ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah
Tuhan-mu.’ Ia salah berkata seperti itu karena terlalu gembira.”
Dari Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy’ariy ra., bahwa
Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala
itu membentangkan tangan-Nya (memberikan kesempatan) pada waktu malam,
untuk taubat orang yang berbuat dosa pada waktu siang hari. Dan Allah
membentangkan tangan-Nya pada waktu siang, untuk taubat orang yang berbuat dosa
di malam hari, hingga matahari terbit
dari barat.” (HR. Muslim no.2759)
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda: “Barangsiapa bertaubat sebelum
matahari terbit dari barat, niscaya Allah menerima taubatnya.” (HR. Muslim
no.2703)
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab
ra., Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung akan menerima taubat
seseorang sebelum nyawa sampai di
tenggorokan (sebelum sekarat).” (HR. Tirmidzi no.3537)
Dari Zir bin Hubais, ia berkata: Aku mendatangi
Shafwan bin ‘Assal ra. Untuk menanyakan tentang mengusap ke dua sepatu, kemudian dia menanyaiku: “Wahai Zir,
mengapa kamu datang kesini?” Aku menjawab: “Untuk mencari ilmu.” Ia pun berkata: “Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya bagi orang yang mencari
ilmu, karena senang terhadap apa yang dicarinya.” Kemudian aku melanjutkan
pertanyaanku: “Wahai Shafwan aku masih belum jelas tentang cara mengusap kedua sepatu sesudah berak dan kencing sedangkan kamu
adalah salah seorang sahabat Nabi SAW, maka aku datang ke sini untuk bertanya
kepadamu. Apakah kamu pernah mendengar beliau menjelaskan masalah itu?” Ia menjawab: “Benar, Nabi menyuruh kami
bila dalam perjalanan agar tidak melepas sepatu selama tiga hari tiga malam
kecuali berjanabat, namun kalau hanya berak, kencing atau tidur tidak perlu
dilepas.” Aku bertanya lagi: “Apakah kamu pernah mendengar Rasulullah SAW, menyebut
tentang cinta?” Ia menjawab: “Benar,
ketika kami sedang bepergian bersama Rasulullah SAW , tiba-tiba seorang Badui
memanggil Rasulullah SAW dengan suara keras: ‘Ya..Muhammad!’ Maka Rasulullah
pun menjawab menyerupai suaranya. Kemudian aku berkata kepada orang Badui itu: ‘Rendahkanlah
suaramu, karena kamu berhadapan dengan Nabi SAW. Janganlah kamu berkata seperti
itu.’ Dan orang Badui itu berkata lagi: ‘Bagaimana
seseorang yang mencintai sekelompok orang, namun ia tidak boleh berkumpul bersamanya?’
Nabi SAW menjawab: ‘Seseorang itu akan
bersama dengan orang yang dicintainya di hari kiamat.’ Beliau selalu
bercerita kepada kami, sampai akhirnya beliau menceritakan tentang sebuah pintu
yang berada di sebelah barat, pintu itu
sebesar 40 atau 70 tahun perjalanan.” Menurut Sufyan, salah seorang perawi
dari daerah Syiria berkata: “Allah Ta’ala menciptakan pintu itu ketika Ia
menciptakan langit dan bumi; pintu itu
senantiasa terbuka untuk menerima taubat dan tidak akan ditutup sebelum
matahari terbit dari arah barat.” (HR. Tirmidzi no.3535)
Ulama berkata: Taubat itu wajib dari
setiap dosa yang telah dilakukan. Apabila maksiat itu antara hamba dengan Allah
Ta’ala, tidak ada hubungan dengan hak hamba lainnya, maka untuk bertaubatnya dilakukan dengan syarat:
- Meninggalkan maksiat
- Menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan
- Bertekad untuk tidak kembali kepada maksiat itu semuanya
Apabila ada salah satu syarat yang tidak terpenuhi
maka taubatnya tidak sah menurut ulama.
Apabila
maksiat yang dilakukan berhubungan dengan manusia, maka syaratnya ditambah
dengan membebaskan diri dari hak orang lain. Apabila hak itu BERUPA HARTA atau
sejenisnya maka WAJIB mengembalikan kepadanya. Apabila berupa TUDUHAN BERZINA atau
sejenisnya maka ia harus memberikan kesempatan kepadanya untuk menghukumnya
atau meminta maaf kepadanya. Apabila BERUPA GUNJINGAN maka ia harus meminta
kehalalannya kepada orang yang digunjing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar