Seorang bijak berkirim surat kepada seorang temannya, “Wahai
temanku, waspadalah terhadap kematian di dunia ini sebelum kamu pergi ke suatu
negeri dimana kamu sangat menginginkan kematian, namun keinginanmu itu tidak
akan terpenuhi.”
Ketika mendengar kematian disebut-sebut di hadapan Ibnu
Sirin, seluruh anggota tubuhnya terasa lumpuh.
Hampir setiap malam Umar bin Abdul Aziz berkumpul dengan
para ulama ahli fiqih. Mereka biasanya saling mengingatkan tentang kematian,
hari kiamat dan akhirat. Lalu mereka menangis bersama seakan-akan sedang
menghadapi jenazah.
Ibrahim at-Taimi berkata, “Ada dua hal yang memutuskan aku
dari kesenangan duniawi, yaitu ketika sedang mengingat kematian dan ketika
sedang berdiri di hadapan Allah Ta’ala.”
Ka’ab mengatakan, “Barangsiapa yang sudah mengenali
kematian, ia akan memandang remeh semua cobaan dunia.”
Mutharrif menuturkan, “Dalam tidur aku bermimpi seolah-olah
ada orang yang berseru di tengah-tengah masjid Bashrah, ‘Hati orang-orang yang
bertakwa menjadi hancur karena mengingat kematian. Demi Allah, anda akan selalu
melihat mereka dalam keadaan nestapa.’”
Abu Asy’ats mengatakan, “Kami biasa menemui Al-Hasan. Ia
selalu membicarakan tentang neraka, akhirat dan kematian.”
Shafiyah ra., berkata, “Seorang wanita mengadu kepada Aisyah
ra. Soal hatinya yang keras. Aisyah lalu berkata, ‘Sering-seringlah mengingat
kematian, supaya hatimu menjadi lembut.’ Setelah melakukan saran Aisyah
tersebut, hati wanita itu menjadi lembut. Ia kembali menemui Aisyah untuk
mengucapkan terima kasih.”
Setiap kali soal kematian disebut-sebut di hadapan Nabi Isa
as., kulitnya langsung meneteskan darah.
Nabi Daud as. Selalu menangis seolah-olah seluruh sendinya
terasa copot setiap kali disinggung-singgung tentang kematian dan hari
kebangkitan. Tapi setiap kali disinggung-singgung tentang rahmat, keadaannya
kembali seperti semula.
Al-Hasan mengatakan, “Aku tidak pernah melihat orang pintar
yang tidak merasa takut atau sedih jika sedang memikirkan tentang kematian.”
Khalifah Umar bin Abdul Aziz berkata kepada salah seorang
ulama, “Tolong, nasihati aku.” Si ulama menjawab, “Anda bukan khalifah pertama
yang akan mati kan?” Sang khalifah berkata, “Teruskan!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar