Rabu, 01 Mei 2013

Ikhlas dan Niat

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh


Allah SWT berfirman:

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah: 5)

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (Al-Hajj: 37)

"Katakanlah: ‘Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui.’ Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Ali Imran: 29)


Dari Abul Abbas alias Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib ra., ia berkata:
Rasulullah SAW mengatakan firman Allah
"Sesungguhnya Allah SWT sudah mencatat semua perbuatan baik dan buruk, kemudian Allah menerangkannya kepada para malaikat, mana perbuatan yang baik dan mana pula perbuatan buruk yang harus dicatat. Oleh karena itu, barangsiapa bermaksud melakukan perbuatan baik, lalu tidak mengerjakannya, maka Allah mencatat maksud baik itu sebagai satu amal baik yang sempurna. Jika orang itu bermaksud melakukan kebaikan, lalu mengerjakannya, maka Allah mencatat disisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, dan dilipat gandakannya lagi. Barangsiapa yang bermaksud melakukan keburukan, lalu tidak jadi melakukannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu amal baik yang sempurna. Apabila ia bermaksud melakukan keburukan kemudian mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu kejelekan saja."(HR. Bukhari no.6491 dan Muslim no.131)


Ayahku Yazid biasa mengeluarkan beberapa dinar untuk disedekahkan, dan dipercayakan kepada seseorang di masjid untuk membaginya. Kemudian aku pergi ke masjid untuk meminta dinar itu, dan menunjukkan kepada ayahku, lalu ayahku berkata: "Demi Allah, dinar itu tidak aku sediakan untukmu!" Peristiwa itu kemudian aku sampaikan kepada Rasulullah SAW, maka beliau bersabda: “Bagimu apa yang kamu niatkan hai Yazid, dan bagimu apa yang kamu ambil hai Ma’an.” (HR. Bukhari no.1442)

Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Shakhr ra., ia berkata Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, namun Dia memandang kepada hati kalian.” (HR. Muslim no.2564)

Dari Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy’ariy ra., ia berkata:
Rasulullah SAW pernah ditanya, manakah yang termasuk berperang di jalan Allah? Apakah berperang karena keberanian, kesukuan, ataukah berperang karena riya’? Rasulullah SAW menjawab: “Barangsiapa yang berperang agar kalimat Allah terangkat, maka itulah perang di jalan Allah.” (HR. Bukhari no.2810  dan Muslim no.1904)

Dari Abu Bakrah Nufa’i bin Harits ats-Tsaqafiy ra., ia berkata:
Nabi SAW bersabda: “Apabila ada dua orang Islam yang bertengkar dengan pedangnya, maka orang yang membunuh dan yang terbunuh sama-sama berada dalam neraka.” Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, sudah wajar yang membunuh masuk neraka, namun mengapa yang terbunuh juga masuk neraka?” Beliau menjawab: “Karena ia sangat berambisi untuk membunuh kawannya.” (HR. Bukhari no.31 dan Muslim no.2888)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Sholat seseorang secara berjamaah, lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian di pasar atau di rumahnya, selisih dua puluh derajat. Karena seseorang yang telah menyempurnakan wudhunya, kemudian pergi ke masjid dan hanya bertujuan untuk shalat, maka setiap langkah diangkatlah satu derajat dan diampuni satu dosa, sampai ia masuk masjid. Apabila ia berada dalam masjid ia dianggap mengerjakan shalat selama menunggu dilaksanakannya. Para malaikat mendoakan: ‘Ya Allah, kasihanilah dia, ampunilah dosa-dosanya, terimalah taubatnya selama tidak berbuat gaduh dan berhadats’.” (HR. Bukhari no.477 dan Muslim no.131)

Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Nanti akan datang pasukan yang akan menyerang Ka’bah. Ketika mereka sampai di tanah lapang, maka mereka dibinasakan dari muka sampai yang paling belakang.” Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana mereka dibinasakan dari depan sampai yang paling belakang, padahal diantara mereka ada orang yang berbelanja serta ada pula orang yang bukan dari golongan mereka?” Beliau menjawab: “Mereka dibinasakan dari depan sampai yang paling akhir, kemudian mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niatnya masing-masing.” (HR. Bukhari no.2118 dan Muslim no.2884)

Dari Aisyah ra., ia berkata:
Nabi SAW bersabda: “Tidak ada hijrah lagi setelah dibukanya kota Makkah, namun yang ada adalah jihad dan niat untuk selalu berbuat baik. Oleh karena itu, jika kalian dipanggil untuk berjuang, maka berangkatlah!” (HR. Bukhari no.3900 dan Muslim no.1846)

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khaththab bin Naufal bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adiy bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib al-Qurasyiy al-Adawiy ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Setiap amal disertai dengan niat. Setiap amal seseorang tergantung dengan apa yang diniatkannya. Karena itu, siapa saja yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya. Maka hijrahnya diterima dan diridhai Allah dan Rasul-Nya. Tetapi barangsiapa yang melakukan hijrah demi kepentingan dunia, atau karena wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya akan mendapat apa yang menjadi tujuannya.” (HR. Bukhari no.1 dan Muslim no.1907)

Macam-macam Hijrah :
1.     Hijrah dari sebuah tempat ke tempat yang lain
-         Pindah dari tempat yang penuh dengan perbuatan maksiat dan fasik
-         Pindah dari negara kafir ke negara Islam
2.     Hijrah dari satu perbuatan ke perbuatan lain
-         Meninggalkan perbuatan yang dilarang Allah, seperti maksiat, fasik dan lainnya
3.     Hijrah dari pelaku maksiat
Hijrah atau meninggalkan orang yang melakukan perbuatan maksiat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar