“Hai orang-orang yang beriman
bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”
(At-Taubah:119)
“Laki-laki dan perempuan yang
benar.” (Al-Ahzab:35)
“Tetapi jikalau mereka benar
(imannya) terhadap Allah, niscaya yag demikian itu lebih baik bagi mereka.”
(Muhammad:21)
Dari Ibnu Mas’ud ra., dari Nabi
SAW, beliau bersabda:
“Sesungguhnya kebenaran itu
membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang akan
selalu bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang
jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu
membawa ke neraka. Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi
Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari no.6094 dan Muslim no.1743)
Dari Abu Muhammad Al Hasan bin
Ali bin Abi Thalib ra., ia berkata:
Aku menghafal beberapa kalimat
dari Rasulullah SAW, yaitu : “Tinggalkanlah apa yang kamu ragukan dan
kerjakanlah apa yang tidak kamu ragukan. Sesungguhnya jujur itu menimbulkan
ketenangan dan dusta itu menimbulkan kebimbangan.” (HR. Tirmidzi no.25)
Dari Abu Sufyan Shahr bin Harb
ra., di dalam hadistnya yang panjang tentang cerita pertanyaan Heraklius
kepadanya: “Apa saja yang diperintahkan oleh Nabi SAW kepada kamu?” Abu Sufyan
berkata: “Nabi SAW bersabda: ‘Sembahlah Allah Yang Maha Esa dan janganlah
engkau menyekutukan apapun dengan-Nya, tinggalkanlah ajaran-ajaran nenek
moyangmu.’ Beliau juga menyuruh kami untuk melaksanakan sholat, jujur, pemaaf
dan menghubungkan sanak kerabat.” (HR. Bukhari no.7 dan Muslim no.1773)
Dari Abu Tsabit, (Abu Sa’id atau
Abul Walid Sahl bin Hunaif), ia adalah orang yang ikut perang Badar. Menurut
beliau, Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa yang benar-benar mohon untuk mati
syahid kepada Allah Ta’ala niscaya Allah akan mengabulkan ke tingkat orang yang
mati syahid walaupun ia mati di atas tempat tidur.” (HR. Muslim no.1909)
Dari Abu Hurairah ra., ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Ada salah seorang diantara para
nabi sewaktu akan berangkat perang, ia berpesan kepada kaumnya: ‘Janganlah
mengikuti kami, yaitu orang yang baru kawin, sedangkan ia belum berkumpul
dengan isterinya. Orang membangun rumah, sedangkan ia belum selesai
membangunnya. Dan janganlah mengikuti kami orang yang baru membeli kambing atau
unta, dan ia menunggu kelahiran anaknya.’ Kemudian Nabi berangkat berperang dan
ketika mendekati sebuah dusun kira-kira menjelang Nabi itu berkata kepada
Matahari: ‘Wahai Matahari, sesungguhnya kamu diperintah dan aku pun diperintah.
Ya Allah, tahanlah ia untuk membantu kami.’ Maka tertahanlah matahari itu,
sehingga Allah memberi kemenangan kepada Nabi itu. Kemudian Nabi itu
mengumpulkan barang-barang rampasan perang dan mendatangkan api untuk
memakannya, namun api itu tidak mau memakannya. Oleh karenanya Nabi itu
bersabda: ‘Sesungguhnya ada diantara kalian yang tidak ikhlas, maka setiap
kelompok harus mengirimkan seorang pria untuk berbai’at kepadaku.’ Kemudian
melekatlah tangan dua atau tiga orang dengan tangan Nabi, maka beliau bersabda:
‘Kalianlah yang tidak ikhlas.’ Orang-orang itu lalu membawa emas sebesar kepala
sapi kemudian diletakkan di hadapan Nabi dan datanglah api, memakan emas tadi.
Barang-barang rampasan perang belum dihalalkan bagi seseorang sebelum kami.
Kemudian Allah melihat kelemahan kami, karena itu Allah menghalalkan barang
rampasan itu bagi kami.” (HR. Bukhari no.3124 dan Muslim no.1747)
Dari Abu Khalid Hakim bin Hizam
ra., ia masuk Islam sewaktu pembukaan kota Makkah, sedangkan ayahnya termasuk
tokoh Quraisy, baik di zaman Jahiliyah maupun setelah masuk Islam, ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda: “Dua orang yang berjual beli itu haruslah bebas
memilih sebelum mereka berpisah. Apabila keduanya jujur dan berterus terang di
dalam berjual beli, maka keduanya akan mendapatkan berkah. Tetapi apabila
keduanya menyembunyikan dan dusta, maka jual belinya itu tidak akan membawa
berkah.” (HR. Bukhari no.2079 dan Muslim no.1747)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar