Minggu, 05 Mei 2013

Sabar - Kisah Abu Thalhah dan Ummu Sulaim

Dari Anas ra., ia berkata:
“Abu Thalhah mempunyai anak yang sedang sakit. Sewaktu Abu Thalhah pergi, anaknya meninggal dunia. Ketika Abu Thalhah pulang. Ia bertanya: “Bagaimana kondisi anak kita?” Ummu Sulaim menjawab: “Anak kita lebih tenang.” Kemudian istrinya menghidangkan makanan lalu Abu Thalhah pun makan. Selesai makan, istrinya berkata: “Kuburkanlah anak itu!” Kemudian pada pagi harinya, Abu Thalhah datang kepada Rasulullah SAW dan menceritakan hal itu. Beliau bertanya: “Apakah tadi malam kamu bercampur dengan istrimu?” Abu Thalhah menjawab: “Ya.” Kemudian Rasulullah SAW mendoakan keduanya: “Ya Allah, mudah-mudahan Engkau memberkahi keduanya.” Beberapa bulan kemudian, istrinya melahirkan bayi laki-laki. Kemudian Abu Thalhah menyuruhku (Anas) untuk membawa bayi itu kepada Nabi SAW dengan menyertakan beberapa kurma.”

Setelah sampai di hadapan Nabi SAW, beliau bertanya: “Adakah sesuatu yang disertakan bersama bayi ini?” Ia menjawab: “Ya, beberapa buah kurma.” Beliau mengambil kurma-kurma itu, dan dikunyah sampai halus, kemudian diambil kembali dari mulut beliau lalu dimasukkannya ke dalam mulut bayi itu. Ia diberi nama Abdullah. (HR. Bukhari no.5470 dan Muslim no.2144)

Didalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari disebutkan, Ibnu Uyainah berkata: Ada seorang sahabat Anshor yang berkata: “Aku melihat kesembilan anak yang kesemuanya telah pandai membaca Al-Quran. Salah seorang diantaranya adalah Abdullah.”

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, disebutkan: “Sewaktu anak Abu Thalhah dari Ummu Sulaim meninggal dunia, Ummu Sulaim berkata kepada segenap keluarganya: ‘Janganlah kalian menceritakan peristiwa anakku kepada Abu Thalhah sebelum aku sendiri menceritakannya.’ Setelah Abu Thalhah datang, istrinya segera menghidangkan makan, maka makan dan minumlah Abu Thalhah, setelah itu isterinya mengajak bercanda sehingga bersetubuh dan memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya. Setelah istrinya tahu bahwa suaminya telah kenyang dan puas, maka berkatalah Ummu Sulaim: ‘Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu seandainya ada sekelompok orang yang meminjamkan sesuatu kepada salah satu keluarga kemudian orang itu meminta kembali pinjamannya, apakah pantas keluarga itu menolaknya?’ Abu Thalhah menjawab: ‘Tidak pantas’ Isterinya berkata: ‘Relakan putramu’ Abu Thalhah marah-marah seraya berkata: ‘Kenapa kamu diam saja sejak tadi sehingga aku bersetubuh denganmu, barulah kamu memberitahu tentang anak kita?’ Kemudian Abu Thalhah pergi dan datang kepada Rasulullah SAW serta menceritakan apa yang terjadi. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: ‘Semoga Allah memberkahi apa yang telah kalian lakukan tadi malam.’”


Beberapa bulan kemudian isterinya hamil. Setelah itu Rasulullah SAW bepergian bersama-sama Abu Thalhah dan isterinya. Ketika kembali dan akan masuk kota Madinah, Ummu Sulaim tidak bisa melanjutkan perjalanan. Abu Thalhah berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku sangat senang kalau keluar masuk kota bersama dengan Rasulullah SAW namun sewaktu aku akan masuk kota, ditahan disini sebagaimana Engkau ketahui.” Kemudian Ummu Sulaim berkata: “Wahai Abu Thalhah, rasa sakit perutku kini hilang, maka mari kita berjalan terus.” Dan mulai terasa kembali sakit perutnya ketika telah masuk kota Madinah. Di sanalah kemudian Ummu Sulaim melahirkan seorang bayi laki-laki, dan ia berkata: “Janganlah ada seorang pun yang menyusuinya sebelum kamu bawa kepada Rasulullah SAW.” Maka pada pagi harinya aku membawa bayi itu ke hadapan Rasulullah SAW kemudian Rasulullah menyuapkan makanan yang telah dikunyah dan bayi itu diberi nama “Abdullah”.

1 komentar: