“Abu Thalhah mempunyai anak yang
sedang sakit. Sewaktu Abu Thalhah pergi, anaknya meninggal dunia. Ketika Abu
Thalhah pulang. Ia bertanya: “Bagaimana kondisi anak kita?” Ummu Sulaim
menjawab: “Anak kita lebih tenang.” Kemudian istrinya menghidangkan makanan
lalu Abu Thalhah pun makan. Selesai makan, istrinya berkata: “Kuburkanlah anak
itu!” Kemudian pada pagi harinya, Abu Thalhah datang kepada Rasulullah SAW dan
menceritakan hal itu. Beliau bertanya: “Apakah tadi malam kamu bercampur dengan
istrimu?” Abu Thalhah menjawab: “Ya.” Kemudian Rasulullah SAW mendoakan
keduanya: “Ya Allah, mudah-mudahan Engkau memberkahi keduanya.” Beberapa bulan
kemudian, istrinya melahirkan bayi laki-laki. Kemudian Abu Thalhah menyuruhku (Anas)
untuk membawa bayi itu kepada Nabi SAW dengan menyertakan beberapa kurma.”
Setelah sampai di hadapan Nabi
SAW, beliau bertanya: “Adakah sesuatu yang disertakan bersama bayi ini?” Ia
menjawab: “Ya, beberapa buah kurma.” Beliau mengambil kurma-kurma itu, dan
dikunyah sampai halus, kemudian diambil kembali dari mulut beliau lalu
dimasukkannya ke dalam mulut bayi itu. Ia diberi nama Abdullah. (HR. Bukhari no.5470
dan Muslim no.2144)
Didalam sebuah hadits riwayat
Imam Bukhari disebutkan, Ibnu Uyainah berkata: Ada seorang sahabat Anshor yang
berkata: “Aku melihat kesembilan anak yang kesemuanya telah pandai membaca
Al-Quran. Salah seorang diantaranya adalah Abdullah.”
Dalam sebuah hadits riwayat Imam
Muslim, disebutkan: “Sewaktu anak Abu Thalhah dari Ummu Sulaim meninggal dunia,
Ummu Sulaim berkata kepada segenap keluarganya: ‘Janganlah kalian menceritakan
peristiwa anakku kepada Abu Thalhah sebelum aku sendiri menceritakannya.’
Setelah Abu Thalhah datang, istrinya segera menghidangkan makan, maka makan dan
minumlah Abu Thalhah, setelah itu isterinya mengajak bercanda sehingga
bersetubuh dan memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya. Setelah istrinya
tahu bahwa suaminya telah kenyang dan puas, maka berkatalah Ummu Sulaim: ‘Wahai
Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu seandainya ada sekelompok orang yang
meminjamkan sesuatu kepada salah satu keluarga kemudian orang itu meminta
kembali pinjamannya, apakah pantas keluarga itu menolaknya?’ Abu Thalhah
menjawab: ‘Tidak pantas’ Isterinya berkata: ‘Relakan putramu’ Abu Thalhah
marah-marah seraya berkata: ‘Kenapa kamu diam saja sejak tadi sehingga aku
bersetubuh denganmu, barulah kamu memberitahu tentang anak kita?’ Kemudian Abu
Thalhah pergi dan datang kepada Rasulullah SAW serta menceritakan apa yang
terjadi. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: ‘Semoga Allah memberkahi apa yang
telah kalian lakukan tadi malam.’”
Beberapa bulan kemudian isterinya hamil. Setelah itu
Rasulullah SAW bepergian bersama-sama Abu Thalhah dan isterinya. Ketika kembali
dan akan masuk kota Madinah, Ummu Sulaim tidak bisa melanjutkan perjalanan. Abu
Thalhah berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku sangat senang kalau keluar masuk
kota bersama dengan Rasulullah SAW namun sewaktu aku akan masuk kota, ditahan
disini sebagaimana Engkau ketahui.” Kemudian Ummu Sulaim berkata: “Wahai Abu
Thalhah, rasa sakit perutku kini hilang, maka mari kita berjalan terus.” Dan
mulai terasa kembali sakit perutnya ketika telah masuk kota Madinah. Di sanalah
kemudian Ummu Sulaim melahirkan seorang bayi laki-laki, dan ia berkata: “Janganlah
ada seorang pun yang menyusuinya sebelum kamu bawa kepada Rasulullah SAW.” Maka
pada pagi harinya aku membawa bayi itu ke hadapan Rasulullah SAW kemudian Rasulullah
menyuapkan makanan yang telah dikunyah dan bayi itu diberi nama “Abdullah”.
Sangat bermanfaat
BalasHapus