Dari Anas ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: ’Apabila aku menguji salah
seorang hamba-Ku dengan kebutaan pada kedua matanya kemudian ia sabar, maka Aku
akan menggantikannya dengan surga’.” (HR. Bukhari no.5653)
Dari Atha’ bin Abi Rabah, ia
berkata:
Ibnu Abbas ra. Berkata kepadaku: “Maukah
aku tunjukkan seorang wanita yang termasuk ahli surga?” Aku menjawab tentu saja
aku mau. Ia berkata: “Ada wanita berkulit hitam yang pernah datang kepada Nabi
SAW, waktu itu berkata: ‘Sesungguhnya aku mempunyai penyakit ayan, dan auratku
terbuka karenanya; oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah agar penyakit aku
sembuh.’ Beliau kemudian bersabda: ‘Apabila kamu mau sabar maka kamu akan masuk
surga, dan apabila kamu tetap meminta maka aku pun akan berdoa kepada Allah
agar kamu sembuh dari penyakitmu.’ Wanita itu menjawab: ‘Kalau begitu aku akan
bersabar.’ Kemudian wanita itu berkata lagi: ‘Sesungguhnya auratku terbuka,
oleh karena itu, mohonkanlah kepada Allah agar auratku tidak terbuka.’ Maka
Nabi pun berdoa untuknya agar auratnya tidak terbuka” (HR. Bukhari no.5652 dan
Muslim no.IV/1994)
Dari Abi Abdurrahman bin Abdillah
bin Mas’ud ra., ia berkata:
Seakan-akan aku masih melihat
Rasulullah SAW, sewaktu menceritakan salah seorang dari para Nabi ketika
dipukuli kaumnya sehingga berlumuran darah, dan ia mengusap darah dari mukanya
sambil berdoa: “Ya Allah, ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak
mengetahui.” (HR. Bukhari no.3477 dan
Muslim no.1792)
Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah
ra., dari Nabi SAW, ia bersabda:
“Seorang muslim yang tertimpa
kecelakaan, kemelaratan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, maupun kedukacitaan,
sampai ia tertusuk duri niscaya Allah akan mengampuni dosanya sesuai apa yang
menimpanya.” (HR. Bukhari no. 5642 dan Muslim no.2573)
Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata:
Aku masuk ke tempat Nabi SAW,
waktu itu beliau sedang sakit panas. Kemudian aku berkata: “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya engkau benar-benar menderita sakit yang sangat panas.” Beliau
memberitahukan: “Benar, sakit panas yang aku derita ini dua kali lipat lebih
panas dari yang biasa diderita kalian.” Aku bertanya: “Kalau begitu engkau
mendapat pahala dua kali lipat?” Beliau menjawab: “Benar, memang demikianlah
keadaannya. Seorang muslim yang tertimpa suatu kesakitan, baik itu tertusuk
duri maupun lebih dari itu, niscaya Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya dan
menghapus dosa-dosanya sebagaimana daun-daun yang berguguran dari pohon.” (HR.
Bukhari no.5648 dan Muslim no.2571)
Dari Anas ra., ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah
salah seorang dari kalian menginginkan mati karena tertimpa kesulitan.
Seandainya terpaksa harus berbuat demikian, maka ucapkanlah: ‘Ya Allah,
biarkanlah aku hidup apabila hidup lebih baik bagiku, dan matikanlah aku
apabila mati itu lebih baik bagiku.’” (HR. Bukhari no.5671 dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ra., ia
berkata:
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa
yang dikehendaki Allah menjadi orang baik, maka diberikan cobaan kepadanya.” (HR.
Bukhari no.5648)
Dari Abu Abdillah Khabbab bin
Art, ia berkata:
Kami mengadu kepada Rasulullah
SAW. Saat beliau sedang menggunakan sorbannya untuk alas di bawah lindungan Ka’bah.
Kami bertanya: “Apakah engkau tidak memintakan pertolongan buat kami? Apakah
engkau tidak mendoakan kami?” Beliau menjawab: “Orang-orang sebelum kalian, ada
yang ditanam hidup-hidup, digergaji dari atas kepalanya sehingga tubuhnya
terbelah dua dan ada pula seseorang yang disisir dengan sisir besi sehingga
mengenai daging kepalanya, yang demikian itu tidak menggoyahkan agama mereka.
Demi Allah, Allah pasti akan mengembangkan agama Islam ini hingga merata si
Shan’a sampai ke Hadramaut dan masing-masing dari mereka tidak takut melainkan
hanya kepada Allah, melebihi takutnya kambing terhadap serigala. Tetapi kalian
sangat tergesa-gesa.” (HR. Bukhari no.3612)
Dalam satu riwayat disebutkan: “Beliau
sedang berbantalkan sorbannya sedangkan kami baru saja bertemu dengan
orang-orang musyrik yang menyiksa kami dengan siksaan yang sangat berat.”
Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata:
“Setelah perang Hunain Rasulullah
SAW mendahulukan orang-orang yang terkemuka di dalam membagi rampasan perang.
Beliau memberikan masing-masing seratus unta kepada Al-Aqra’ bin Habis dan
kepada ‘Uyainah bin Hishn. Dalam pembagian rampasan perang pada beberapa hari
itu, yang didahulukan oleh beliau beberapa pemuka Arab. Ada seorang pria yang
berkata: ”Demi Allah, sesungguhnya pembagian rampasan perang ini tidak adil dan
nampaknya semata-mata bukan karena Allah.” Maka aku berkata: “Demi Allah, aku akan
menyampaikan hal ini kepada Rasulullah SAW.”
Kemudian aku datang kepada beliau
dan menceritakan apa yang dikatakan oleh pria tadi. Tiba-tiba berubahlah wajah
beliau menjadi marah, kemudian bersabda: “Siapakah yang adil bila Allah dan
Rasul-Nya dianggap tidak adil?” Beliau bersabda lagi: “Semoga Allah senantiasa
melimpahkan rahmat kepada Nabi Musa karena beliau telah disakiti hatinya
melebihi diriku, namun beliau tetap sabar.” Aku berkata: “Tidak apa-apa, aku
tidak menyampaikan berita semacam itu lagi kepada beliau sesudah peristiwa itu.”
(HR. Bukhari no.3150 dan Muslim no1062)
Dari Anas ra., ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila Allah menghendaki
hamba-Nya menjadi orang yang baik, maka ia menyegerakan siksaannya di dunia,
dan apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi orang jahat, maka ia
menangguhkan balasan dosanya sehingga Allah akan menuntutnya pada hari kiamat.”
Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian.
Apabila Allah Ta’ala mencintai suatu bangsa, maka Allah akan menguji mereka.
Sehingga siapa saja yang ridha, maka Allah akan meridhainya dan siapa saja yang
murka, maka Allah akan memurkainya.” (HR. Tirmidzi no.2396)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar