Allah SWT berfirman, yang
artinya:
“Maka berlomba-lombalah (dalam
membuat) kebaikan.” (Al-Baqarah:148)
“Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Ali-Imran:133)
Dari Abu Hurairah ra., ia
berkata:
Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda: “Bersegeralah kalian untuk mengerjakan amal-amal saleh, karena akan
terjadi bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita, yaitu seseorang pada
waktu pagi dia beriman namun pada waktu sore dia kafir, atau pada waktu sore
dia beriman namun pada waktu paginya dia kafir. Dia rela menukar agamanya
dengan sedikit keuntungan dunia.” (HR. Muslim no.118)
Dari Abu Sirwa’ah Uqbah bin
Al-Harits ra., ia berkata: Aku shalat Ashar di belakang Nabi SAW ketika di
Madinah. Setelah malam, beliau cepat-cepat bangkit melangkahi barisan para
sahabat menuju kamar salah seorang isterinya. Para sahabat terkejut, karena
beliau tergesa-gesa. Setelah itu Rasulullah keluar. Beliau heran melihat para
sahabat yang terkejut itu, kemudian beliau bersabda: “Aku teringat sepotong
emas dan aku tidak ingin terganggu karenanya maka aku menyuruh untuk
membagi-baginya.”
Dalam riwayat yang lain
disebutkan: “Aku meninggalkan sepotong emas yang harus kusedekahkan namun
tertinggal di rumah, maka aku tidak ingin emas itu menginap di tempatku.” (HR.
Bukhari no.851)
Dari Jabir ra., ia berkata:
Pada perang Uhud, ada seseorang
yang bertanya kepada Nabi SAW: “Apakah engkau tahu dimanakah tempatku
seandainya aku terbunuh?” Beliau menjawab: “Di dalam Surga.” Kemudian orang itu
melemparkan biji-biji kurma yang ada di tangannya lalu dia maju perang sampai
mati terbunuh.” (HR. Bukhari no.4046 dan Muslim no.1899)
Dari Abu Hurairah ra., ia
berkata:
Ada seseorang yang datang kepada
Nabi SAW bertanya: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar
pahalanya?” Beliau menjawab: “Bersedekahlah selama kamu masih sehat, suka
harta, takut miskin dan masih berkeinginan kaya. Dan janganlah kamu
menunda-nunda. Karena, apabila nyawa sudah sampai di kerongkongan, maka kamu
baru berkata: ‘Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian, padahal harta itu
sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya)’.” (HR. Bukhari no.1419 dan Muslim
no.1032)
Dari Anas ra., ia berkata:
Ketika perang Uhud Rasulullah SAW
mengambil pedang seraya bersabda: “Siapakah yang bersedia menerima pedang ini?”
Maka setiap orang mengulurkan tangannya seraya berkata: “Aku, aku.” Beliau
bersabda lagi: “Siapakah yang bersedia menerimanya dengan penuh tanggung jawab?”
Maka semua orang terdiam, kemudian Abu Dujanah ra. Berkata: “Aku akan
menerimanya dengan penuh tanggung jawab.” Maka pedang itu diberikan kepada Abu
Dujanah. Oleh Abu Dujanah digunakan untuk memenggal leher orang-orang musyrik.
(HR. Muslim no.2470)
Dari Zubair bin Adiy., ia
berkata:
Kami mendatangi Anas ra., dan
mengadukan penderitaan yang kami alami dari kekejaman Al-Hajjaj, kemudian Anas
menjawab: “Sabarlah kamu semua, sesungguhnya akan datang suatu masa di mana
penderitaan lebih berat lagi, sehingga kamu semua bertemu dengan Tuhanmu (meninggal
dunia). Aku mendengar hal itu dari Nabi SAW.” (HR. Bukhari no.7068)
Dari Abu Hurairah ra., ia
berkata:
Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda: “Bersegeralah kalian untuk beramal sebelum datangnya tujuh perkara.
Apakah kamu harus menantikan kemiskinan yang dapat melupakan, kekayaan yang
dapat menimbulkan kesombongan, sakit yang dapat mengendorkan, tua renta yang
dapat melemahkan, mati yang dapat menyudahi segala-galanya, atau menunggu
datangnya Dajjal, padahal ia adalah sejelek-jelek sesuatu yang ditunggu, atau menunggu
datangnya kiamat, padahal kiamat adalah sesuatu yang amat berat dan amat
menakutkan.” (HR. Tirmidzi no.2306)
Dari Abu Hurairah ra., ia
berkata:
Sesungguhnya Rasulullah SAW
ketika perang Khaibar bersabda: “Aku benar-benar akan menyerahkan panji ini
kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan Allah akan memberikan
kemenangan melalui tangannya.” Umar ra. Berkata: “Aku tidak pernah bersemangat
untuk menjadi pemimpin kecuali hari ini. Maka aku berusaha menampakkan diri
dengan harapan supaya dipanggil oleh Nabi.” Ternyata Rasulullah SAW memanggil
Ali bin Abi Thalib dan menyerahkan panji itu kepadanya, seraya bersabda: “Majulah
ke depan dan janganlah kamu menoleh ke belakang sebelum Allah memberi
kemenangan kepadamu.” Kemudian Ali melangkah beberapa langkah lalu berhenti
namun tidak menoleh ke belakang dan berteriak: “Wahai Rasulullah, siapakah yang
harus aku perangi?” Beliau menjawab: “Perangilah mereka, sehingga mereka mau
bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesunggunya Muhammad adalah
utusan Allah. Apabila mereka telah bersaksi, berarti terpelihara harta dan
darah mereka kecuali dengan haknya, adapun mengenai perhitungan amal mereka
terserah pada Allah.” (HR. Muslim no.2405)