Minggu, 23 Juni 2013

Bersungguh-sungguh dalam mengabdi kepada Allah - Mujahadah

Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar berserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut:69)

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (Al-Hijr:99)

“Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (Al-Muzammil:8)

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.” (Al-Zalzalah:7)

“Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan paling besar pahalanya.” (Al-Muzzammil:20)

“Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah:273)


Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman (dalam hadits qudsi-ed): ‘Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku maka Aku nyatakan perang terhadapnya. Sesuatu yang paling Aku sukai yang dikerjakan oleh hamba-Ku untuk mendekatkan diri adalah ia mengerjakan apa yang Aku wajibkan kepadanya, dan tidak henti-hentinya mendekatkan diri dengan amalan-amalan sunnah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, maka Aku merupakan pendengaran yang ia gunakan, Aku merupakan penglihatan yang ia gunakan, Aku merupakan tangan yang ia gunakan untuk menyerang dan Aku merupakan kaki yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon kepada-Ku niscaya Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku niscaya Aku melindunginya.’” (HR. Bukhari no.6502)

Dari  Anas ra., dari Nabi SAW, beliau menceritakan yang difirmankan oleh Tuhan Yang Mahamulia lagi Mahaagung (dalam hadits qudsi -ed): “Apabila seseorang mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat sehasta, Apabila ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat sedepa. Dan, apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang dengan berlari.” (HR. Bukhari no.7536)

Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Ada dua nikmat dimana manusia banyak tertipu karenanya, yaitu kesehatan dan kesempatan.” (HR. Bukhari no.6412)

Dari Aisyah ra., ia berkata:
Sesungguhnya Nabi SAW selalu bangun untuk mengerjakan shalat malam sampai kedua kakinya bengkak. Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah, mengapa kamu berbuat demikian, sedangkan Allah telah mengampuni semua dosamu, baik yang telah lampau maupun yang akan datang?” Beliau menjawab: “Apakah tidak sepantasnya jika aku menjadi seorang hamba yang selalu bersyukur?” (HR. Bukhari no.4837 dan Muslim no.2820)

Dari Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah SAW apabila memasuki pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan beliau senantiasa beribadah pada malam hari dan membangunkan keluarganya dan beliau bersungguh-sungguh serta mengikat erat tali pinggangnya.” (HR. Bukhari no.2024 dan Muslim no.2820)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:

Rasulullah SAW bersabda: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang mukmin yang lemah. Masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirimu, serta mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah lemah! Kalau tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengucapkan: ‘Seandainya aku berbuat begini tentu akan terjadi begini dan begitu,’ namun katakanlah: ‘Apa yang telah ditentukan Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan terjadi.’ Karena kata seandainya itu akan memberi jalan kepada setan.” (HR. Muslim no.2664)

Senin, 27 Mei 2013

Hadis - Saling Berlomba Dalam Berbuat Baik


Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.” (Al-Baqarah:148)

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Ali-Imran:133)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Bersegeralah kalian untuk mengerjakan amal-amal saleh, karena akan terjadi bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita, yaitu seseorang pada waktu pagi dia beriman namun pada waktu sore dia kafir, atau pada waktu sore dia beriman namun pada waktu paginya dia kafir. Dia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia.” (HR. Muslim no.118)

Dari Abu Sirwa’ah Uqbah bin Al-Harits ra., ia berkata: Aku shalat Ashar di belakang Nabi SAW ketika di Madinah. Setelah malam, beliau cepat-cepat bangkit melangkahi barisan para sahabat menuju kamar salah seorang isterinya. Para sahabat terkejut, karena beliau tergesa-gesa. Setelah itu Rasulullah keluar. Beliau heran melihat para sahabat yang terkejut itu, kemudian beliau bersabda: “Aku teringat sepotong emas dan aku tidak ingin terganggu karenanya maka aku menyuruh untuk membagi-baginya.”
Dalam riwayat yang lain disebutkan: “Aku meninggalkan sepotong emas yang harus kusedekahkan namun tertinggal di rumah, maka aku tidak ingin emas itu menginap di tempatku.” (HR. Bukhari no.851)

Dari Jabir ra., ia berkata:
Pada perang Uhud, ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW: “Apakah engkau tahu dimanakah tempatku seandainya aku terbunuh?” Beliau menjawab: “Di dalam Surga.” Kemudian orang itu melemparkan biji-biji kurma yang ada di tangannya lalu dia maju perang sampai mati terbunuh.” (HR. Bukhari no.4046 dan Muslim no.1899)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
Ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW bertanya: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Beliau menjawab: “Bersedekahlah selama kamu masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih berkeinginan kaya. Dan janganlah kamu menunda-nunda. Karena, apabila nyawa sudah sampai di kerongkongan, maka kamu baru berkata: ‘Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya)’.” (HR. Bukhari no.1419 dan Muslim no.1032)

Dari Anas ra., ia berkata:
Ketika perang Uhud Rasulullah SAW mengambil pedang seraya bersabda: “Siapakah yang bersedia menerima pedang ini?” Maka setiap orang mengulurkan tangannya seraya berkata: “Aku, aku.” Beliau bersabda lagi: “Siapakah yang bersedia menerimanya dengan penuh tanggung jawab?” Maka semua orang terdiam, kemudian Abu Dujanah ra. Berkata: “Aku akan menerimanya dengan penuh tanggung jawab.” Maka pedang itu diberikan kepada Abu Dujanah. Oleh Abu Dujanah digunakan untuk memenggal leher orang-orang musyrik. (HR. Muslim no.2470)

Dari Zubair bin Adiy., ia berkata:
Kami mendatangi Anas ra., dan mengadukan penderitaan yang kami alami dari kekejaman Al-Hajjaj, kemudian Anas menjawab: “Sabarlah kamu semua, sesungguhnya akan datang suatu masa di mana penderitaan lebih berat lagi, sehingga kamu semua bertemu dengan Tuhanmu (meninggal dunia). Aku mendengar hal itu dari Nabi SAW.” (HR. Bukhari no.7068)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Bersegeralah kalian untuk beramal sebelum datangnya tujuh perkara. Apakah kamu harus menantikan kemiskinan yang dapat melupakan, kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan, sakit yang dapat mengendorkan, tua renta yang dapat melemahkan, mati yang dapat menyudahi segala-galanya, atau menunggu datangnya Dajjal, padahal ia adalah sejelek-jelek sesuatu yang ditunggu, atau menunggu datangnya kiamat, padahal kiamat adalah sesuatu yang amat berat dan amat menakutkan.” (HR. Tirmidzi no.2306)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika perang Khaibar bersabda: “Aku benar-benar akan menyerahkan panji ini kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan Allah akan memberikan kemenangan melalui tangannya.” Umar ra. Berkata: “Aku tidak pernah bersemangat untuk menjadi pemimpin kecuali hari ini. Maka aku berusaha menampakkan diri dengan harapan supaya dipanggil oleh Nabi.” Ternyata Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan menyerahkan panji itu kepadanya, seraya bersabda: “Majulah ke depan dan janganlah kamu menoleh ke belakang sebelum Allah memberi kemenangan kepadamu.” Kemudian Ali melangkah beberapa langkah lalu berhenti namun tidak menoleh ke belakang dan berteriak: “Wahai Rasulullah, siapakah yang harus aku perangi?” Beliau menjawab: “Perangilah mereka, sehingga mereka mau bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesunggunya Muhammad adalah utusan Allah. Apabila mereka telah bersaksi, berarti terpelihara harta dan darah mereka kecuali dengan haknya, adapun mengenai perhitungan amal mereka terserah pada Allah.” (HR. Muslim no.2405)

Minggu, 26 Mei 2013

Tips Istiqamah


Berpikir tentang makhluk Allah yang Paling Agung, kehancuran dunia, huru-hara akhirat dan semua urusannya agar mendidik jiwa untuk selalu istiqamah.

Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu pikirkan.” (Saba:46)

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.’” (Ali Imran:190-191)

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.” (Al-Ghasyiyah:17-21)

“Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan.” (Muhammad:10)

Jumat, 24 Mei 2013

Hadis Tentang Istiqamah


Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu.” (Huud:112)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.’ Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Fushshilat: 30-32)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.” (Al-Ahqaf: 13-14)

Dari Abu ‘Amr, alias Abu Amrah Sufyan bin Abdullah ra., ia berkata: Aku berkata kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku suatu ucapan yang mengandung ajaran Islam dan aku tidak akan bisa menanyakan kepada orang selain engkau!” Beliau menjawab: “Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian berpegang teguhlah kamu dalam pendirian itu.” (HR. Muslim no.38)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda: “Biasakanlah kalian mendekatkan diri kepada Allah dan berpegang teguhlah pada keyakinan kalian. Ketahuilah, tidak ada seorang pun di antara kalian yang selamat karena amal perbuatannya.” Para sahabat bertanya: “Tidak juga engkau wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Tidak juga aku, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.” (HR. Bukhari no.5673 dan Muslim no.2816)

Muqorabah berarti tidak dilebih-lebihkan dan juga tidak dikurang-kurangi. Sadad adalah bersikap istiqomah. Para ulama berkata, makna istiqamah adalah konsisten dalam menjalani ketaatan kepada Allah. Kata ini merupakan kata yang memiliki banyak arti dari segala sesuatu. 

Hadis Tentang Yakin dan Tawakkal


Dari Abu Bakar Ash-Shidiq ra., Abdullah bin utsman bin Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib Al-Quraisy At-Taimiy ra., ia, ayah dan ibunya termasuk sahabat Nabi, ia berkata:
“Tatkala kami berada di gua Tsur, aku melihat kaki-kai orang musyrik berada di atas kepala kami, kemudian aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, seandainya salah seorang diantara mereka melihat ke bawah telapak kakinya dia pasti akan melihat kita.’ Beliau menjawab: ‘Wahai Abu Bakar, apakah yang kamu cemaskan terhadap dua orang sedangkan Allah ketiganya?’” (HR. Bukhari no.3653 dan Muslim no.2381)

Dari Ummul Mukminin Ummu Salamah, nama sebenarnya adalah Hindun binti  Abu Umayyah Hudzaifah Al-Makhzumiyah ra., ia berkata: Sesungguhnya Nabi SAW jika keluar dari rumahnya, beliau berdoa: “BISMILLAAHI TAWAKKALTU ‘ALALLAAH. ALLAHUMMA INNI A’UUDZU BIKA ‘AN ADHILLA AU UDHALLA WA ‘AZILLA AU UZALLA AU ADZLIMA AU AUDZLAMA AU AJHALA AU YUJHALA ‘ALAYYA. (Dengan menyebut nama Allah aku bertawakkal kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung diri kepada-Mu dari sesuatu yang menyesatkan, dari sesuatu yang menggelincirkan atau digelincirkan dari sesuatu yang menganiaya atau teraniaya, atau dari sesuatu yang membodohkan atau diperbodohkan.)” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan yang lain dengan sanad yang sahih)

Dari Anas ra., ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya membaca: BISMILLAHI TAWAKKALTU ‘ALALLAAHI WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH (Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah), maka dikatakan kepadanya: ‘Kamu telah mendapat petunjuk, kamu telah dijamin, kamu dipelihara dan dijauhkan dari setan’.” (HR. Abu Daud no.5095 dan Tirmidzi no.3426, Nasa’i dan yang lain)

Dari Anas ra., ia berkata:
Di masa Nabi SAW ada dua orang yang bersaudara, yang satu suka datang kepada Nabi SAW dan yang lain rajin berusaha. Kemudian orang yang rajin mengadu kepada Nabi SAW tentang keadaan saudaranya itu, lantas beliau bersabda: “Barangkali kamu mendapatkan rezeki karena saudaramu.” (HR. Tirmidzi no.2345)

Kamis, 23 Mei 2013

Siapa Yang Mengetahui Kapan Tanggal KEMATIAN nya!!! Apa Bekal untuk menghadapi MATI nya???


Banyak orang yang mengaku mengetahui tentang hal-hal ghaib, dapat melihat apa yang akan terjadi di masa yang akan datang bahkan meramal hari kiamat, apabila benar ilmu mereka, dapatkah mereka meramal kapan dirinya sendiri MATI!!! Siapa tuhan mereka? Padahal sudah jelas bahwa hanya Allah yang mengetahui semua yang ghaib dan semuanya telah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).
Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (Al-An’aam:59)

Siapa yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut??? Apakah tuhanmu selain Allah?, apakah berhala-berhalamu?, apakah dukunmu?, apakah hartamu?, apakah anakmu?, apakah wanitamu? Apa yang dapat kamu sombongkan dari dirimu apabila bencana sudah datang?
Allah Ta’ala berfirman, yang artinya:
“Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"." (Al-An’aam:63)

Setelah selamat dari kesusahan dan bencana lalu apa yang kita perbuat? Bersyukur kepada Allah atau bersyukur kepada manusia, benda atau binatang kesayangan (mempersekutukan Allah SWT)?
Allah Ta’ala berfirman, yang artinya:
Katakanlah: "Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya." (Al-An’aam:64)

Azab yang datang dari atas seperti hujan batu, petir dan lain lain. Yang datang dari bawah seperti gempa bumi, banjir dan sebagainya.
Allah SWT berfirman, yang artinya:
Katakanlah: " Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)." (Al-An’aam:65)

Allah SWT berfirman, yang artinya:
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). (Al-An’aam:68)

Rabu, 22 Mei 2013

Yakin dan Tawakkal Hanya Kepada Allah Ta'ala


Dari Jabir ra., ia berkata: Aku berperang Nabi SAW menuju ke arah Najd. Tatkala Rasulullah kembali kami pun ikut kembali. Di suatu lembah yang banyak pohon berduri, kami merasa payah dan mengantuk, Rasulullah SAW pun turun dan berpencar untuk berteduh di bawah pohon, kemudian beliau menggantungkan pedangnya, sedangkan kami semua tertidur. Tiba-tiba Rasulullah SAW memanggil kami, sedangkan di dekat beliau ada seorang Badui, kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya orang ini telah menghunus pedangku sewaktu aku tertidur, setelah aku terbangun pedang itu sedang terhunus di tangannya.” Lalu orang ini berkata: “Siapakah yang dapat mencegah kamu dari seranganku?” Aku menjawab: “Allah” (tiga kali). Kemudian orang itu tidak melakukan apa-apa dan langsung duduk. (HR. Bukhari no.2910  dan Muslim no.843)

Dari Umar ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Andaikata kalian benar-benar bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung, yaitu keluar dengan perut kosong di pagi hari dan kembali dengan perut kenyang di sore hari.” (HR. Tirmidzi no.2344)

Dari Umarah Al-Barra’ bin ‘Azib ra., ia berkata:
“Rasulullah SAW bersabda: ‘Hai Fulan apabila kau hendak tidur maka bacalah: ALLAHUMMA ASLAMTUNAFSIIILAIKAWAWAJJAHTUWAJHII ILAIKA WAFAWWADTU AMRII ILAIKA WA ALJATU DHAHRII ILAIKA RAGHBATAN WARAHBATAN ILAIKA LAA MALJA’A WALAA MANJAA MINKA ILLAA ILAIKA AAMANTU BIKITAABIKAL LADZII ANZALTA WA NABIYYIKAL LADZII ARSALTA.’” (Ya Allah, aku menyerahkan diri kepada-Mu. Aku hadapkan wajahku kehadirat-Mu. Aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu dan aku menyandarkan punggungku kepada-Mu karena mengharap dan taku kepada-Mu. Tidak ada tempat kembali dan tidak ada tempat berlindung kecuali hanya kepada-Mu. Aku percaya dengan sepenuh hati terhadap Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan terhadap Nabi-Mu yang telah Engkau utus).
Dengan membaca doa ini, apabila kalian mati pada malam itu, maka matinya dalam keadaan bersih dari dosa, dan jika kamu masih hidup sampai pagi harinya maka engkau mendapat kebaikan. (HR. Bukhari no.7488 dan Muslim no.2710)
Dalam riwayat lain yang juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Al-Barra’, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepadaku: “Jika kamu hendak tidur maka berwudhulah terlebih dahulu sebagaimana kamu wudhu akan sholat, kemudian berbaringlah pada pinggangmu yang sebelah kanan lalu bacalah doa seperti tersebut di atas.” Ia meneruskan hadis itu seperti hadis di atas, kemudian beliau bersabda: “Dan jadikanlah doa sebagai akhir (penghabisan) dari apa yang kamu ucapkan.”