Senin, 29 April 2013

Ingat Mati!!!


Rasulullah saw bersabda “Orang pintar adalah orang yang selalu memuliakan dirinya dan beramal demi kepentingan hidup sesudah mati.”

Perbanyaklah mengingat kematian dan merenungkannya, apa bekal yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi kematian yang dapat datang secara tiba-tiba, sedangkan kita sedang dalam keadaan lalai.
“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).” (al-anbiyaa’:1)

Sesungguhnya seseorang yang sudah tenggelam dengan kesenangan duniawi dan mencintai dunianya bahkan ia takut kehilangan dunianya, takut kehilangan hartanya, jabatannya, kekuasaannya maka hatinya akan lalai dan lupa dari mengingat kematian.
“Katakanlah: Sesungguhnya maut yang kalian lari darinya itu pasti akan mendapati kalian, lalu kalian semua akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui segala yang gaib dan yang nyata. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada kalian apa-apa yang telah kalian lakukan.”(al-Jumu’ah:8)

Manusia terbagi menjadi tiga golongan:
1.       Golongan yang tenggelam dalam urusan duniawi
2.       Golongan yang bertobat
3.       Golongan yan ‘arif
Golongan pertama merupakan golongan yang benar-benar mencintai dunianya, mengejar cita-cita dunia, banyak berangan-angan sehingga tidak akan ingat pada kematian. Apabila ingat mati, golongan ini akan mengingat kematian sambil meratapi dunia yang sudah ia kejar dan angan-angankan. Golongan ini akan semakin jauh dari Allah.
Golongan kedua akan banyak mengingat mati, sehingga dengan mengingat kematian akan membangkitkan rasa takut dan gentar di hatinya, sehingga akan menyempurnakan tobatnya. Golongan bertobat ini akan takut dengan datangnya kematian, tetapi takutnya ini disebabkan karena ia khawatir ketika kematian datang tobatnya belum sempurna, ia takut bekalnya belum cukup untuk kehidupan akhirat, sehingga ia takut mati bukan karena tidak suka bertemu dengan Allah melainkan ia takut ketika bertemu dengan Allah dalam keadaan lalai.
“Barangsiapa tidak suka bertemu dengan Allah, maka Allah pun tidak suka bertemu dengannya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Golongan ketiga, merupakan golongan yang senantiasa mengingat kematian. Baginya kematian merupakan waktu untuk bertemu dengan Sang Kekasih yaitu Allah.
Menjelang kematian Hudzaifah al-Yamani mengatakan, “Sang Kekasih datang kepada orang yang papa. Dan tidaklah beruntung orang yang baru menyesal pada saat seperti itu. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa miskin lebih aku sukai daripada kaya, sakit lebih aku sukai daripada sehat dan mati lebih aku sukai daripada hidup, tolong mudahkanlah kematianku supaya aku bisa segera bertemu dengan-Mu.”

Namun golongan yang lebih tinggi derajatnya menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin yaitu orang yang menyerahkan urusannya kepada Allah Ta’ala, sehingga ia tidak memilih ingin tetap hidup atau segera mati untuk dirinya. Sebab, segala sesuatu yang paling ia sukai ialah apa yang disukai oleh Tuhannya. Golongan ini sudah meletakkan cinta dan kesetiannya yang mendalam pada maqam atau tingkat kesempurnaan tawakal dan ridha sebagai target akhir perjalanan hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar